Tuesday, September 14, 2010

Tenggelam dalam Arus Balik




Selesainya liburan berarti kembalinya kita menjalani rutinitas sebagai manusia produktif di hari-hari biasa pada umumnya. Bergulat dengan pekerjaan dan sekolah merupakan kewajiban yang tak boleh dilupakan setelah menikmati off-day selama hampir seminggu. Kegiatan "pulang ke rumah" setelah mudik atau liburan dapat menjadi pelengkap liburan, atau malah mungkin menjadi bencana.

Masalahnya adalah, arus balik setelah mudik yang tercipta akibat gelombang manusia dengan jumlah yang cukup besar berbondong-bondong kembali ke Jakarta dan sekitarnya, tidak dibarengi dengan fasilitas angkutan massal yang memadai. Data Kementrian Perhubungan menunjukkan jumlah sepeda motor sejak H-7 sampai dengan H+1 Lebaran 2010 mencapai 573.017 unit, mengalami kenaikan sebanyak 22.153 unit dari tahun kemarin. Sedangkan niat baik pemerintah menyediakan feri khusus sepeda motor juga tidak digubris, mengakibatkan meningkatnya jumlah kecelakaan bermotor dengan selisih lebih dari 300.



Dengan populasi motor yang begitu banyak, kereta api yang dijadikan transportasi andalan pemerintah justru mengalami penurunan penumpang hingga 9%. hal ini secara tidak langusng mengakibatkan kemacetan dengan densitas tinggi di jalur-jalur utama pantai utara Jawa (khususnya).

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit, Ketua Dewan Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada Heru Sutomo, pengamat kereta api Taufik Hidayat, ahli transportasi Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno, dan pakar transportasi Institut Teknologi Bandung Profesor Kusbiantoro menilai Pemerintah gagal dalam menyiapkan transportasi yang layak untuk arus mudik dan balik Lebaran tahun ini. 

Danang Parikesit berpendapat, turunnya jumlah penumpang kereta karena kurangnya persiapan dan sosialisasi, antara lain menyangkut pilihan angkutan dan biaya. Sementara Kusbiantoro dan Darmaningtyas berpendapat, kurangnya sosialisasi dan "penjamuran" jaringan transportasi hingga ke desa menyebabkan motor lebih disukai.



Oleh : 
Ellen Budianto
915080058

Sumber:
Kompas
Selasa, 14 September 2009

No comments:

Post a Comment