Berbagai kiasan dan diksi banyak mewarnai satu kata yang sungguh sulit dibasmi. Miskin. kalau sudah miskin, mau ngapa-ngapain susah. mau ini gak bisa, mau itu mentok. bahkan kebutuhan sehari-hari untuk melayakkan hiduppun tak dapat digapai. sungguh, hidup menjadi menderita dan tampak tak berharga dengan sebuah keadaan yang skakmat, miskin.
Millenium Development Goals (MDGs) yang ditetapkan United Nations atau PBB mencakup antara lain mencapai pendidikan dasar yang merata, kesetaraan gender, pengurangan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan Ibu, memerangi HIV/AIDS, melindungi dan melestarikan lingkungan, serta menanggulangi kelaparan dan kemiskinan. dari segala hal yang esensial, hal terakhir adalah pook dan akar dari hampir semua masalah yang ada di Indonesia. mungkin salah jika miskin kemudian disalahkan jika memang moral yang ada sudah "tipis", namun suka tidak suka, inilah keadaan negara kita yang paling menyengsarakan, dan memprihatinkan.
Pendapatan rakyat Indonesia kurang dari Rp 9,000.00 ($1 US) tidak cukup untuk memenuhi klebutuhan hidup sehari-hari menurut NIla Joewita Moeloek, utusan khusus MDGs. PBB mengadakan pertemuan tingkat tinggi pada tanggal 20-22 September 2010 agar seluruh negara yang berpartisipasi dalam program ini dapat mengungkapkan kemajuan yang telah didapat. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Armida Alisjahbana, Kepala Bappenas. selanjutnya Nila mengatakan bahwa kualitas hidup orang msikin (pendapatan kurang dari $1 US) patut dipertanyakan karena keadaan tersebut nyaris di ambang batas.
saat ini, Indonesia menetapkan ambang batas sesuai dengan standar. melihat data statistik, pada tahun 1990, pendapatan 20.6% penduduk ada di atas $1 US per hari, namum angka itu menyusut menjadi 13,33% pada tahun 2010. Wilson TP Siahaan, analis kampanye dan advokasi MDGs, mengungkapkan pencapaian Indonesia bagaikan potret bercampur. maksudnya adalah, pengurangan kemiskinan yang diusahakn sekarang memang sudah benar jalurnya, namun kinerja pengentasan rakyat miskin selalu menjadi masalah.
jadi, apakah Indonesia nanti pada saatnya pengevaluasian, sudah mampu mencapai target??
Oleh:
Ellen Budianto
915080058
Sumber:
Harian Kompas
Senin, 20 September 2010
No comments:
Post a Comment