Beberapa saat setelah pesawat yang dipiloti Alexander Supelli jatuh |
Menurut Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel (Pnb) Asep Adang Supriyadi, pesawat jatuh saat memainkan akrobat inverted (mengemudikan pesawat dalam posisi terbalik). Saat akan mengembalikan pesawat pada posisi normal, sayap kanan menyentuh tanah sehingga pesawat terbanting ke bawah. Pesawat jatuh 200-an meter dari landasan pacu, yakni di lapangan rumput di sekitar apron Lanud Husein Sastranegara.
Sang pilot, Alex, segera dibawa ke rumah sakit dalam kondisi hampir tidak bernapas dan mengalami trauma ganda. Alex mengalami cedera luka bakar 60 persen; trauma di kepala, dada, dan perut; serta kaki kanan patah terbuka. Ia juga mengalami trauma pernapasan karena sempat terjebak sekitar 7 menit di dalam kokpit penuh asap pasca ledakan.
Sampai sekarang, Alex belum melewati masa kritisnya. Pihak rumah sakit masih akan terus memantau masa kritisnya yang diperkirakan selama 72 jam sejak operasi pertama. Alex mendapat alat bantu pernapasan dan penanganan untuk menghentikan pendarahan di kepala, penyembuhan luka bakar, membersihkan pecahan tulang, serta pemasangan kawat di tulang kaki kanan yang patah.
Menurut Samuel (30), peristiwa jatuhnya pesawat ini murni suatu kecelakaan. “Saya prihatin sekali mendengar kabar kecelakaan pesawat ini. Menurut saya penyebab kecelakaan ini mungkin karena sang pilot yang sedang lengah. Untuk ke depannya saya pikir sebaiknya manuver-manuver pesawat harus lebih diutamakan keselamatannya, jangan terlalu beresiko” ungkapnya.
Alexander Supelli, yang juga mantan Kepala Divisi Aircraft N-250 PT DI, adalah pilot berpengalaman. Bekerja sejak tahun 1980 di PT DI, Ia merupakan pendiri Aeroclub, klub aerobatik di bawah PT DI pada 1990. Hingga kini jam terbang Alex mencapai 2000 jam. Alex juga pernah menjadi runner-up Australian Acrobatics Championship tahun 1997.
Kristiana (915080089)
Sumber : Kompas, Sabtu, 25 September 2010
No comments:
Post a Comment