Thursday, October 21, 2010

Pariwisata Indonesia, bangkitkah?

kekayaan alam yang indah selama ini selalu diakui oleh seluruh rakyat semesta, dimiliki Indonesia. dengan sebutan Zamrud Khatulistiwa yang disandangnya selama ini, pariwisata merupakan salah satu sumber devisa terbesar yang dimiliki Indonesia. namun tahun demi tahun kemerosotan keadaan alam di Indonesia semakin mendekati batas berlebihan. hutan yang terbakar, sungai yang terdegradasi, laut yang terkontaminasi, bahkan daerah hijau yang berubah menjadi lahan bangunan, semakin lama semakin mengikis keindahan alam indonesia.

Menilik hal tersebut, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengklaim berhasil memajukan pariwisata Indonesia. Meski demikian, sejumlah kalangan, menilai, pariwisata Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Apalagi jika melihat potensi wisata alam Indonesia yang luar biasa. Namun Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengaku optimistis target 7 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tercapai karena terjadi peningkatan jumlah kunjungan sebesar 7%.





Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang juga pakar pariwisata, Prof Dr Wiendu Nuryantie, mengatakan, ada tiga parameter penting untuk mengukur kinerja pariwisata, yaitu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara, lama tinggal, serta jumlah pembelanjaan wisatawan. ”Jika dua dari tiga parameter itu menunjukkan kenaikan, itu keberhasilan dari upaya marketing. Namun, rendahnya pembelanjaan wisman menandakan rendahnya kualitas destinasi,” ujarnya.


Wakil Ketua Umum Asita Pusat Asnawi Bahar meragukan keberhasilan dari pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara pada 2009 yang 6,4 juta wisman. ”Angka sebanyak itu dari mana? Coba hitung seat pesawat terbang dari luar negeri yang datang, tak sampai sebanyak itu satu tahun. Lalu, data di imigrasi kan tidak pernah ada mana yang betul-betul turis mancanegara, pekerja, dan mana yang bukan. Mungkin saja orang Indonesia pulang wisata dari luar negeri dikatakan sebagai turis mancanegara masuk ke Indonesia,” katanya.

Menurut Nina, seorang pelajar SMA, baginya Indonesia selalu menjadi negeri yang berpotensi, namun buta pada kemilaunya. "Indonesia tuh keren banget, cuman kitanya aja yang sibuk ngopi negara lain, apalagi negara-negara barat, dan lupa buat memajukan negara sendiri. padahal kalo kita mau buka mata juga kita gak kalah saing kok." ujarnya berapi-api.

memang, melihat kondisi Indonesia yang kian hari kian mengenaskan dan membuat air mata sedih dan geram menetes, akankah kita akhirnya menyadari bahwa sekaranglah kita harus berbuat sesuatu? ataukan tetap kta hanya melihat dan menangis?


Oleh :
Ellen Budianto
915080058

Sumber :
Harian Kompas
Kamis, 21 Oktober 2010

No comments:

Post a Comment