Saturday, October 23, 2010

Hobinya itu Membuahkan Penghasilan

Disaat mahasiswa lain bersenang-senang dengan teman-temannya, bolos kuliah, dan bahkan tidak tahu kemana masa depan mereka nantinya, sosok yang berbeda terlihat dari pemuda asal Jakarta ini. Kesenangannya akan menggambar dan mendesain berhasil membawanya menjadi seseorang yang tidak hanya berhasil di dalam kampusnya, namun juga di luar kampusnya. Richard Wijaya (24), seorang mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Tarumanagara terlahir dengan bakat menggambar sejak kecil. Bakat yang akhirnya menjadi hobi itu, awalnya disalurkan saat jam-jam pelajaran berlangsung saat SMP. Coretan-coretan yang diukirnya kala bosan tersebut berlangsung hingga saat ini.
Saat masuk kuliah, Richard sudah mantap memutuskan untuk memilih jurusan DKV. Pilihannya tersebut memang tidak pernah salah dan dia sesali. Desain yang selama ini hanya hobi, kini sudah membuahkan penghasilan baginya. Dimulai dari mulut ke mulut, hasil karyanya tersebut mulai dibeli oleh teman-temannya. Karena salah satu temannya juga ia bisa menjual hasil karyanya pertama kali untuk Bank Mega cabang Untar 1, sebagai desain t-shirt saat acara Gathering Fun Family yang diselenggarakan Bank tersebut. Sempat juga ia membuka toko online yang menjual kaus-kaus distro yang ia desain bersama tiga orang temannya yang lain.
Kekreatifitasannyapun terus bertambah. Lagi-lagi ia dipercaya untuk mendesain t-shirt untuk mahasiswa baru dan panitia tahun 2008 dan 2009, t-shirt untuk fakultas psikologi, dan Untar admisi untuk promosi, pin, merchandise tahun 2010. Tahun 2010 ini, Richard dipercaya juga untuk menangani proyek Model Promotion Untar sebagai fotografer dan menyeleksi finalis nantinya. Tidak hanya berkembang didalam lingkup kampus saja, ia juga telah bekerja disalah satu usaha garmen yaitu Asia Garmindo, di daerah tanjung duren, saat ia baru menginjak semester 5. Dalam tempat bekerjanya tersebut, ia dipercaya untuk mendesain, melakukan produksi hingga pemasaran dengan klien. Proyek yang cukup besarpun sempat ia tangani bersama timnya saat meniadi klien RCTI untuk mendesain t-shirt pada salah satu programnya.
Tidak gampang puas adalah prinsipnya. Walaupun banyak orang yang sering mengatakan karyanya bagus, ia selalu merasa ada yang kurang dan yakin kalau seharusnya ia bisa menghasilkan lebih baik dari pada hasil karya-karyanya tersebut. Richard juga melebarkan sayap untuk mendesain kartu nama, logo, kop surat, brosur, poster. Toko berlian, Institusi pendidikan, jasa travel, konsultan anak sempat mempercayainya untuk mendesain logo ataupun kartu nama. Dengan rata-rata penjualan untuk logo sekitar 3,5 juta, dan desain lainnya sekitar 400.000 – 1juta telah menjadikannya anak yang mandiri dan tidak memerlukan lagi bantuan keuangan dari orang tuanya.
Hasil desainnya tidak hanya ia gunakan untuk penjualan saja, tetapi juga sebagai salah satu bentuk persembahan yang diberikannya kepada Sang Pencipta. Ia aktif di Gereja sebagai ketua kreatif majalah gereja dan sering mendapat kepercayaan untuk mendesain baju-baju untuk event gereja seperti ret-reat. Walaupun sudah bisa menghasilkan uang dari karya-karyanya, tidak lantas membuat ia lupa akan pendidikannya. Ia sempat menjadi asisten dosen fotografi selama 2 semester di DKV Untar, dan aktif di lingkungan kampus seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Banyak hambatan yang ia lalui selama ini untuk mencapai sebuah hasil karya. Sebagai seorang yang terus berkarya dengan mendesain, ia kerap kali dihadapkan dengan masalah tidak adanya ide apalagi saat deadline untuk tugas maupun perkerjaannya apalagi ia masih harus memikirkan pendidikannya juga. Saat masalah tersebut datang, biasanya ia akan mendesain apa saja yang ada dipikirannya saat itu, walaupun hanya sebuah coretan yang tidak penting namun mungkin pada akhirnya nantu akan melahirkan ide yang baru. Yang penting adalah goresan, warna dan corak yang ada dalam setiap desainnya murni menggambarkan dirinya, sehingga sewaktu orang melihatnya, akan segera tahu bahwa desain tersebut adalah miliknya. Selain itu Richard sering sekali mempelajari desain-desain baru yang ia lihat di internet maupun sesame kalangan desainnya, agar ia bisa juga terinspirasi atau bahkan menciptakan sebuah desain baru.
Sedangkan jika tiba-tiba inspirasi datang, ia segera menggambarkannya agar tidak lupa dan hilang begitu saja. “Selama ini, kalau tidak mendapatkan ide, apa saja yang bisa saya desain akan saya gambar saat itu juga, yang penting saya tidak diam terpaku saja, hal itu akan membuat saya kehilangan lebih banyak konsentrasi untuk mendesain” tuturnya. Oleh karena itu, Richard tidak pernah takut bersaing oleh siapapun dalam hal mendesain. Menurutnya, semua orang mempunyai ciri khas masing-masing dari desainnya.
Hal yang mungkin ia bisa banggakan saat ini adalah disaat orang lain masih membutuhkan biaya pendidikan dari orang tuanya , ia bisa membiayai hidupnya sendiri. Dapat mengenal banyak orang dari lingkup mana saja, sehingga menambah pengalamannya, dan bisa membuat orang terinspirasi oleh hasil karyanya.
Saat ini ia juga sedang merintis untuk membuka usahanya sendiri yang masih bertempat di rumahnya, daerah kalideres Jakarta Barat. Dengan nama “Rich Art” yang mengedepankan biro desain dan juga merekrut junior-juniornya yang masih dalam masa pemebelajaran. Hal ini dimaksudkan agar juniornya tersebut mempunyai pengalaman dalam hal mendesain sehingga bukan hanya sebagai tempat kerja, namun juga sebagai wadah untuk mengahasilkan karya-karya dan saling belajar satu sama lain. Karyanya banyak membuat orang lain terinspirasi, khususnya teman-temannya, banyak dari mereka yang ingin belajar karena terpengaruh oleh desain-desain milik Richard yang mereka lihat. Harapannya kedepan, ia ingin menjadi seorang dosen di bidang desain dan juga terus mengembangkan usahanya “Rich Art” yang tidak hanya menjadi desain grafis yang duduk dan menggambar, tapi juga ikut dalam kegiatan usahanya tersebut, seperti mengelola dan mempromosikannya. Selain itu, mengikuti pameran desain juga merupakan cita-citanya yang belum sempat terealisasikan saat ini. Dan yang lebih penting lagi, ia bisa menyelesaikan skripsinya tahun ini untuk bisa segera menjadi sarjana.


Ellen Aprilianti
915080053

No comments:

Post a Comment