Tuesday, August 31, 2010

Meredam Emosi Demi Setetes Air

Setetes air menjadi pintu kehidupan bagi setiap makhluk hidup. Manusia, hewan, maupun bagi semua tumbuhan. Tanpa adanya air bersih, banyak hal yang terjadi bagi bumi ini. Termasuk bagi masyarakat di 3 desa di Nusa Tenggara Timur. Desa Were I, Radabata, dan Dadawea yang sudah lama hidup dengan susah payah demi mencari setetes air bersih bagi kelangsungan hidup mereka.


Pertikaian yang terjadi antara ketiga desa ini dimulai karena adanya perebutan tanah suku yang terjadi pada tahun 2002 antara desa Were I dan Radabata. Perselisihan yang sampai mengakibatkan seorang warga tewas karena kepala yang dipenggal.


Kesamaan kebutuhan pada air bersih inilah yang kemudian menjadi sebuah pemicu untuk menjalin perdamaian dan persatuan bagi ketiga desa ini. "Mereka hebat juga ya bisa nurunin gengsi demi kepentingan bersama", ujar Sintia saat mendengar berita ini. Wiraswasta yang jarang membaca surat kabar ini begitu kagum dengan warga desa di NTT itu. Menurutnya, ada sisi positif yang ia tangkap dari berita ini, yaitu walaupun terkadang kebencian dan perselisihan menjadi begitu besar dibanding rasa perdamaian tetapi di saat seseorang dapat sedikit saja menengok bahwa kebutuhan sekitarnya jauh lebih penting dibanding perselisihan yang sudah lama muncul. 


Adanya keinginan untuk membangun jaringan pipa air oleh warga desa Were I, Radabata, dan Dadawea. Keinginan tersebut tentu tidak akan dapat terlaksana jika ketiga desa itu masih mempertahankan ego mereka masing-masing. 


"Kalau 'gag ada persatuan, saya yakin sampai kapan pun mereka semua 'gag bakal bisa menikmati air bersih. Buktinya bertahun-tahun, mereka hidup pas-pasan pakai air", ujar Sintia. Terkadang memang seseorang harus melihat jauh ke depan. Bagaimana nasib anak cucu kita nanti jika hidup tanpa setetes air bersih? Akan banyak masalah yang timbul dan tidak hanya sekedar permusuhan belaka. Banyak penyakit yang menunggu. Penyakit kulit karena jarangnya mandi, penyakit berbahaya lainnya yang akan menghampiri tubuh kita karena tidak menggunakan air bersih bagi kehidupan kita masing-masing.


Sampai akhirnya sekitar tahun 2008-2009, 5000 warga dari ketiga desa tersebut sama-sama bergotong royong membangun pipa air spanjang 9 km yg berasal dr sumur gravitasi d atas bukit yang melintasi 3 desa di kecamatan Golewa. Alhasil, ketiga desa itu sama-sama merasakan segarnya air bersih yang mengaliri hidup mereka kelak. Perdamaian tercipta dengan sesama warga Nusa Tenggara Timur, kehidupan yang lebih baik pun menunggu di depan mata.




oleh        : Lorensya ( 915080021 )


sumber  : Kompas Cetak
                 edisi Selasa, 31 Agustus 2010

No comments:

Post a Comment